PEMODELAN DISPERSI EMISI SO2 DARI CEROBONG SULPHURIC ACID PLANT DAN PEMILIHAN ALTERNATIF MITIGASI DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (STUDI KASUS : INDUSTRI ASAM FOSFAT)

Wulandari, Inayatul (2022) PEMODELAN DISPERSI EMISI SO2 DARI CEROBONG SULPHURIC ACID PLANT DAN PEMILIHAN ALTERNATIF MITIGASI DENGAN METODE ANALYTIC NETWORK PROCESS (STUDI KASUS : INDUSTRI ASAM FOSFAT). Diploma thesis, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Text 1018040054 - Inayatul Wulandari - Pemodelan Dispersi Emisi Sulfur Dioksida dari Cerobong i Sulphuric Acid Plant _i dan Pemilihan Alternatif Mitigasi dengan Metode i Analytic Network Process _i (Studi Kasus Industri Asam F.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB)

Abstract

Kegiatan operasional Sulphuric Acid (SA) Plant industri asam fosfat menghasilkan emisi dominan SO2 . Pada Tahun 2016 SA Plant mengalami kebocoran SO2 dan mengakibatkan 5 orang warga Desa Roomo mengalami gangguan pernapasan. Dengan terjadinya kasus kebocoran SO2 pada SA Plant maka perlu dilakukan penelitian mengenai sebaran emisi SO2 . Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisa pola sebaran emisi SO2 , untuk mengidentifikasi konsentrasi maksimum emisi SO2 di sekitar plant, serta untuk menentukan alternatif mitigasi menggunakan metode ANP. Pemodelan emisi SO2 menggunakan Gaussian Dispersion Model dilakukan dengan software Surfer, sedangkan pemilihan alternatif mitigasi dengan metode ANP menggunakan software Super Decision. Dispersi emisi SO2 pada musim hujan tersebar ke arah barat dari sumber emisi, sedangkan pada musim kemarau emisi SO2 tersebar ke arah timur dari sumber emisi. Konsentrasi emisi SO2 maksimum pada musim hujan sebesar 126,597 μg/m yang terletak pada koordinat 680768,19 E; 9210461,95 S. Pada musim kemarau konsentrasi emisi SO2 maksimum sebesar 32,331 μg/m3 yang terletak pada koordinat 680768,19 E; 9210461,95 S. Melalui metode ANP diperoleh alternatif mitigasi prioritas pertama adalah penggunaan BBN dengan bobot 0,34541, prioritas kedua adalah penggunaan dry scrubber dengan bobot 0,22557, prioritas ketiga adalah penggunaan absorber dengan nilai prioritas 0,22123, dan prioritas terakhir adalah penggunaan wet scrubber dengan bobot 0,20778.

Actions (login required)

View Item