PEMANFAATAN KITOSAN KULIT UDANG DAN ALUMUNIUM SULFAT (Al2(SO4)3) DALAM PENURUNAN KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) LIMBAH CAIR DOMESTIK PT. PELINDO ENERGI LOGISTIK

Imtinan, Farah Fakhar (2020) PEMANFAATAN KITOSAN KULIT UDANG DAN ALUMUNIUM SULFAT (Al2(SO4)3) DALAM PENURUNAN KONSENTRASI TOTAL SUSPENDED SOLID (TSS) LIMBAH CAIR DOMESTIK PT. PELINDO ENERGI LOGISTIK. Diploma thesis, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

[img] Text
1016040018 - Farah Fakhar Imtinan - Pemanfaatan Kitosan Kulit Udang dan Alumunium Sulfat (Al2(SO4)3) dalam Penurunan Konsentrasi i Total Suspended Solid _i (TSS) Limbah Domestik PT. Pelindo Energi Logistik.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (1MB)

Abstract

Alumunium Sulfat merupakan koagulan yang umum digunakan untuk menurunkan nilai padatan tersuspensi dalam suatu air limbah. Koagulan (Al2(SO4)3) memiliki sifat tidak mudah terdegradasi sehingga diperlukan koagulan alternatif yang lebih ramah lingkungan salah satunya menggunakan koagulan alami, seperti kitosan yang dibuat dari limbah. Di Indonesia pada tahun 2019 ada sekitar 170 pengolahan udang dengan kapasitas produksi sebesar 500.000 ton pertahun. Jumlah yang cukup besar tersebut mendorong pemanfaatan limbah menjadi kitosan sebagai koagulan dalam pengolahan limbah domestik PT. Pelindo Energi Logistik yang memiliki kandungan TSS melebihi baku mutu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis suhu dan waktu kontak deasetilasi optimum terhadap nilai derajat deasetilasi (DD), melakukan karakterisasi kitosan berdasarkan standar mutu, menganalisis dosis optimum kitosan dan alumunium sulfat sebagai koagulan tunggal serta dosis optimum kitosan sebagai koagulan kombinasi terhadap penurunan kadar TSS. Kitosan dibuat melalui proses deproteinisasi, demineralisasi, dan deasetilasi. Waktu kontak dan suhu pada proses deasetilasi yang digunakan yaitu 4 jam, 5 jam, dan 6 jam. dan suhu sebesar 120oC dan 125oC. Kecepatan pengadukan pada proses jartest yaitu sebesar 150 rpm (rapid mix) dan 60 rpm (slow mix). Dosis koagulan tunggal yang digunakan yaitu 100 ppm, 150 ppm, 200 ppm, dan 250 ppm. Dosis minimum koagulan alumunium sulfat dan dosis dari koagulan kitosan yang akan dikombinasikan pada jartest yaitu sebesar 20 ppm, 40 ppm, 60 ppm, dan 80 ppm. Berdasarkan hasil analisis proksimat didapatkan kadar lemak dan nitrogen yang belum memenuhi standar mutu yaitu sebesar 3,841 % dan 1,542 %, sedangkan kadar air, abu dan protein telah memenuhi standar mutu yaitu sebesar 8,778 %, 1,432 %, dan 3,145 %. Nilai derajat deasetilasi terbesar kitosan setelah uji FTIR yaitu sebesar 81,30 % pada variasi suhu 150oC selama 5 jam. Kitosan sebagai koagulan tunggal mampu menurunkan TSS mencapai 80,37 % dengan dosis optimum sebesar 150 ppm. Dosis optimum koagulan tunggal alumunium sulfat mampu menurunkan TSS mencapai 75,88 % pada dosis 250 ppm. Dosis optimum kitosan yang ditambahkan dengan dosis tetap (Al2(SO4)3) 100 ppm yaitu sebesar 40 ppm dengan efisiensi penyisihan TSS sebesar 73,654 %. Berdasarkan analisis ekonomi penggunaan koagulan alumunium sulfate memiliki biaya yang lebih kecil yaitu Rp25.000,00 dalam pengolahan setiap 1m3 volume air limbah. dibandingkan dengan penggunaan koagulan kitosan yaitu sebesar Rp496.080,00 dalam pengolahan setiap 1m3 volume air limbah.

Item Type: Thesis (Diploma)
Uncontrolled Keywords: Alumunium sulfat, kitosan, Proksimat, derajat deasetilasi, TSS
Subjects: PL - Teknik Pengolahan Limbah > Analisa limbah cair
Divisions: Jurusan Teknik Permesinan Kapal > D4 Teknik Pengolahan Limbah
Depositing User: Unnamed user with email repository@ppns.ac.id
Date Deposited: 11 Aug 2021 01:49
Last Modified: 11 Aug 2021 01:49
URI: http://repository.ppns.ac.id/id/eprint/3098

Actions (login required)

View Item View Item