Analisis Kecelakaan Pada Pekerjaan Ketinggian Menggunakan Metode ECFA, Fishbone dan Pareto Analysis di Perusahaan Rokok

Kurniasyari, Friska Hielvitiana (2018) Analisis Kecelakaan Pada Pekerjaan Ketinggian Menggunakan Metode ECFA, Fishbone dan Pareto Analysis di Perusahaan Rokok. Diploma thesis, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Text 0514040119 - Friska Hielvitiana Kurniasyari - Analisis Kecelakaan Pada Pekerjaan Ketinggian Menggunakan Metode ECFA, _i_ Fishbone __i_ dan _i_ Pareto Analysis __i_ di Perusahaan Rokok.pdf Restricted to Repository staff only Download (2MB)

Abstract

Kecelakaan kerja adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda. Berdasarkan data BPJS ketenagakerjaan, 38% kecelakaan paling banyak disebabkan oleh jatuh dari ketinggian di area konstruksi dan menara telekomunikasi. Pada area konstruksi perusahaan rokok, dalam kurun waktu bulan Januari 2016 hingga bulan Mei 2017 tercatat sebanyak 12 kasus kecelakaan. Dari 12 kasus kecelakaan tersebut, tercatat 33,3% kasus disebabkan oleh pekerjaan diatas ketinggian. Analisis kecelakaan dibutuhkan untuk mencegah kecelakaan serupa terulang kembali. Metode yang digunakan adalah event and causal factor analysis (ECFA) untuk mengetahui faktor – faktor yang menyebabkan kecelakaan, metode fishbone analysis untuk mengelompokkan faktor penyebab kecelakaan kedalam 6 kategori, dan metode pareto analysis untuk membantu memilih perubahan yang paling efektif. Dari 4 kasus kecelakaan yang dianalisis mengguanakan metode ECFA diperoleh bahwa akar penyebab kecelakaan berupa kurangnya sosialisasi standar dan persyaratan keselamatan, pihak manajemen tidak menyediakan peralatan pengaman, dan pihak manajemen belum memberikan pelatihan. Selanjutnya hasil analisis menggunakan metode fishbone dapat diketahui penyebab kecelakaan berdasarkan kategori manusia, peralatan, metode, lingkungan, material dan pengukuran. Berdasarkan metode pareto analysis diketahui kategori manusia, metode dan peralatan yang perlu dilakukan perbaikan terlebih dahulu. Oleh karena itu, perusahan perlu memberikan pelatihan, menyediakan APD, menggunakan perancah sesuai persyaratan K3, melakukan toolbox meeting dan melengkapi JSA.

Actions (login required)

View Item