Penentuan Lintasan Kritis dan Penilaian Risiko Berdasarkan Standar AS/NZS 4360:2004 pada Pembangunan 2 Unit Kapal Catamaran Multipurpose Offshore Vessel

Valetthyo, Andiqin (2018) Penentuan Lintasan Kritis dan Penilaian Risiko Berdasarkan Standar AS/NZS 4360:2004 pada Pembangunan 2 Unit Kapal Catamaran Multipurpose Offshore Vessel. Diploma thesis, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Text 0515140145 - Andiqin Valetthyo - Penentuan Lintasan Kritis dan Penilaian Risiko Berdasarkan Standar AS_NZS 4360_2004 pada Pembangunan 2 Unit Kapal Catamaran Multipurpose Offshore Vessel.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB)

Abstract

Salah satu perusahaan manufaktur swasta yang bergerak di bidang pembangunan dan perbaikan kapal alumunium di Surabaya saat ini sedang mengerjakan proyek pembangunan kapal Catamaran sebanyak 2 unit. Meninjau dari kapasitas dan intensitas jangka waktu produksi yang singkat, menjadikan proyek ini sebuah tantangan besar bagi pihak manajemen untuk menyelesaikannya dengan hasil yang baik dan tepat waktu, serta menciptakan iklim perusahaan yang terbebas dari kecelakaan kerja (zero accident). Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan lintasan kritis, mengidentifikasi bahaya dan mitigasinya serta menentukan penilaian risikonya. Metode CPM digunakan dalam penentuan lintasan kritis, dengan JSA (Job Safety Analysis) sebagai metode untuk pengidentifikasian bahaya serta mitigasi risikonya, dan untuk penilaian risiko menggunakan standar AS/NZS 4360/2004 metode semi kuantitatif W.T. Fine J. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pekerjaanpekerjaan yang dilalui jalur kritis adalah pada proses design, nesting plate, bottom & hull constructions, outfitting, launching, dan sea trial. Dari hasil identifikasi risiko menunjukkan terdapat 91 potensi bahaya, dan berdasarkan hasil penilaian risiko, potensi bahaya jatuh dari scaffolding merupakan level risiko tertinggi dengan nilai 900 termasuk kategori very high. Selain itu lebih dari separuh potensi bahaya, masuk kategori level risiko priority 3 dengan presentase mencapai 52%, berarti banyak potensi bahaya yang ada perlu dilakukan pengawasan dan diperhatikan secara berkesinambungan.

Actions (login required)

View Item