PERANCANGAN KAPAL WISATA KATAMARAN SEBAGAI PENUNJANG OBJEK WISATA DI GILI BALU SUMBAWA BARAT

AKBAR, NUR KHOLIS (2025) PERANCANGAN KAPAL WISATA KATAMARAN SEBAGAI PENUNJANG OBJEK WISATA DI GILI BALU SUMBAWA BARAT. Diploma thesis, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.

Text 0121040068 - Nur Kholis Akbar - Perancangan Kapal Wisata Katamaran sebagai Penunjang Objek Wisata di Gili Balu, Sumbawa Barat.pdf Restricted to Repository staff only Download (5MB) | Request a copy

Abstract

Gili Balu di Kabupaten Sumbawa Barat merupakan salah satu destinasi wisata bahari unggulan di Provinsi Nusa Tenggara Barat, dengan potensi alam berupa pulau-pulau kecil, ekosistem laut yang terjaga, dan keindahan pantai yang eksotis. Meskipun demikian, pengembangan pariwisata di kawasan ini masih menghadapi kendala, terutama dalam aspek transportasi laut yang belum memadai. Sarana transportasi yang tersedia saat ini umumnya berupa perahu nelayan dan kapal kayu tradisional yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kenyamanan wisatawan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang kapal wisata tipe katamaran yang sesuai dengan karakteristik perairan dangkal Gili Balu serta memenuhi aspek keselamatan, kenyamanan, dan efisiensi operasional. Kapal katamaran dipilih karena memiliki keunggulan dalam stabilitas, efisiensi tahanan di perairan dangkal, dan kapasitas ruang yang lebih luas. Metode perancangan dalam penelitian ini mengacu pada pendekatan perbandingan ukuran utama dan pemilihan material berbasis Fiberglass Reinforced Plastic (FRP) untuk ketahanan terhadap korosi. Desain kapal dilengkapi dengan fasilitas dek terbuka sebagai ruang interaksi wisatawan guna meningkatkan pengalaman wisata. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran utama kapal adalah sebagai berikut: (LPP) 11 meter, (B) 4 meter, (B1) 1,2 meter, (H) 1,4 meter, (T) 0,6 meter, (Vmaks) 15 knot, dan displacement sebesar 9,391 ton. Kapal ini menggunakan mesin propulsi tipe outboard dengan kapasitas 2 × 150 HP. Kapal yang dirancang telah memenuhi kriteria stabilitas berdasarkan IMO HSC Code - International Code of Safety for High-Speed Craft, 2000 – Resolution MSC.97(73) Annex 7 Stability of Multihull Craft pada lima kondisi pembebanan. Selain itu, kapal juga memenuhi standar olah gerak menurut Olson (1978) dengan batasan tinggi gelombang maksimum 0,793 meter. Hasil dari perancangan ini diharapkan dapat menjadi solusi transportasi laut yang mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan di kawasan Gili Balu.

Actions (login required)

View Item